Beranda » Ragam Melayu » Memperingati Hari Kanker Sedunia Astra Zeneca Gelar Media Health Forum
Jakarta, Dalam rangka memperingati Hari kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2018, dan sebagai hari untuk bersatu melawan kanker, PT AstraZeneca Indonesia (AstraZeneca) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Cancer Information Support Center (CISC) sebagai kelanjutan inisiasi program “Healthy Lung”, yang baru-baru ini diluncurkan dengan menggelar Media Health Forum, Selasa (6/2/2018) di Restoran bebek Bengil Kawasan Jl. Agus Salim Jakarta.
“AstraZeneca memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan tidak hanya mengimplementasikan sains yang inovatif kepada pasien dengan penemuan obat-obatan baru, namun juga melalui komitmen kami pada keberlanjutan yang menjadi bagian dari DNA kami. Kami memiliki tujuan yang sama dengan para mitra kami, yaitu membangun kemitraan yang kuat guna meningkatkan kemampuan kesehatan,” ujar Rizman Abudaeri, Pimpinan PT AstraZeneca Indonesia.
Kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian terkait penyakit kanker di seluruh dunia. Studi Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) yang terakhir menyebutkan, terdapat 14,1 juta kasus baru kanker dengan jumlah kematian sebesar 8,2 juta. Ditambah lagi, studi dari Globocan (IARC) menemukan bahwa penyakit kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada penduduk pria (30%) dan penyebab kematian kedua akibat kanker pada penduduk wanita (11.1%)1. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2013, menyebut prevalensi kanker untuk semua kelompok umur di Indonesia 1,4 per mil atau 347.392 orang.2
Sebuah studi di RS. Moewardi, Surakarta, menunjukkan bahwa 28,7% pasien kanker paru mengalami kesalahan diagnosa dengan TB pulmonary dan memiliki sejarah pengobatan anti-TB, di mana 73,4% dari pasien tersebut telah menjalani pengobatan anti-TB selama lebih dari 1 bulan namun hanya 2,5% yang terdiagnosis ganda menderita kanker paru dengan TB pulmonary.3
Menanggapi hal tersebut, dr. Niken Wastu Palupi, MKM, Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, mengungkapkan, “Melihat fenomena keterlambatan diagnosa pasien kanker paru, diperlukan kesadaran masyarakat untuk menyadari gejala sejak dini dan berkonsultasi kepada tenaga medis untuk meningkatkan keberhasilan proses penyembuhan. Ditambah lagi, langkah pengendalian penyakit kanker paru di Indonesia memerlukan adanya sinergi kerjasama yang baik dari seluruh lapisan masyarakat.”
“Beberapa inisiatif pun sudah dilakukan baik dari kami selaku pemerintah maupun pihak swasta, tenaga medis dan organisasi pasien. Kami telah melakukan berbagai upaya guna menghambat hal tersebut seperti upaya penyuluhan dan promosi kesehatan serta mensosialisasikan gaya hidup sehat CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin Aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress),” tambah beliau.
Sementara itu dari sisi medis, dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K) perwakilan dari PDPI dan RSUP Persahabatan, sekarang ini perkembangan medis sedang dalam era personalized medicine, terapi yang diberikan ke pasien harus sesuai dengan targetnya (targeted therapy). Personalized medicine dan targeted therapy memerlukan biomarker untuk menentukan pasien yang tepat bagi terapi tersebut. Biomarker EGFR (epidermal growth factor receptor) digunakan untuk mengidentifikasi pasien kanker paru, khususnya jenis adenokarsinoma bukan sel kecil, dimana di populasi Asia angka kejadian mutasi EGFR ini sebesar 40-60%.
Sebagai penggiat yang juga merupakan ketua umum Cancer Information Support Center (CISC), Aryanti Baramuli menyatakan, “Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh para pasien kanker adalah dukungan dari lingkungan sekitarnya. Situasi seperti ini bisa mempengaruhi tingkat motivasi para penderita kanker untuk melakukan proses pemulihan. Sehingga menurut kami, upaya bersama oleh seluruh pihak sangat dibutuhkan menuju penanggulangan kanker yang efektif dalam membantu pasien kanker paru di Indonesia dalam meningkatkan harapan dan semangat untuk terus menjalani hidup bersama kanker.” (Hrun).